top of page
  • Maria Yuliana Kusrini

Yuk Kenal Lebih Dekat dengan Bakso!


Bakso memiliki akar dari seni kuliner Tionghoa Indonesia. Hal ini ditunjukkan dari istilah bakso yang berasal dari kata 'bak' dan 'so', yang dalam bahasa Hokkien secara harfiah berarti daging babi giling. Mengingat kebanyakan penduduk Indonesia beragama muslim, pemakian bahan baku pada bakso lantas mengalami perubahan, yaitu menggunakan daging halal seperti daging giling sapi, ikan, atau ayam. Atas dasar itu, bakso lantas diperjualbelikan di berbagai daerah di Indonesia dan menjadi sajian jajanan popular orang Indonesia.


Seiring berjalannya waktu, bakso semakin berkembang dengan persaingan antar pedagang yang menuntut mereka berkreasi membuat bakso yang lain dari biasanya. Adapun beberapa jenis bakso adalah sebagai berikut. Sebut saja bakso urat, bakso telur, bakso gepeng, bakso ikan, bakso udang, bakso malang, bakso keju, bakso tahu, bakso bakar, hingga bakso rawit dan masih banyak lainnya.


Bakso telah menjadi makanan jajanan yang populer bagi kebanyakan orang di Indonesia. Menurut Standart Nasional Indonesia (SNI)-01-3818-1995, bakso yang baik harus memiliki campuran daging dengan kadar daging yang tidak kurang dari 50%. Tingkat penggunaan daging setelah dicampur dengan bahan yang lainnya adalah setengahnya. Sehingga hasil yang diperoleh tentang nilai gizi bakso, contohnya sapi berdasarkan berat kering menjadi 16,80%-49,53% protein, 4,18%-20,21% lemak, 35,52%-56,18% karbohidrat, 6,52%-11,05% abu, dan 5,14%-8,25% NaCl; atau bakso formula dengan kandungan 62,52% protein, 6,22% lemak, 21,30% karbohidrat, 9,97% abu, dan 7,41 NaCl. Hal ini untuk memberikan rasa yang nikmat, dengan kadar daging yang begitu terasa, bukan sebaliknya penggunaan daging yang sedikit dibandingkan bahan yang lainnya.


Namun perlu diwaspadai juga banyak kasus yang sering ditemui. Yakni bakso yang diolah dengan campuran boraks atau bleng untuk membuat tepung menjadi lebih kenyal mirip daging dan juga lebih awet. Hal ini membuat bakso dianggap makanan yang paling berbahaya oleh BPOM, mengingatkan bahwa mengonsumsi makanan berkadar boraks tinggi selama kurun 5–10 tahun dapat meningkatkan risiko kanker hati. Oleh karenanya, dengan kontrol yang dilakukan bakso yang dijual di berbagai pasar tradisional dan pasar swalayan diwajibkan bebas boraks.



bottom of page