top of page

Cikang Hadirkan Legenda Citarasa Tak Terungkap dari Ranah Minang

Novi Amaliyah


Selain dikenal dengan sajian khas yang menggugah selera, Padang juga menyimpan sejarah panjang dalam kebudayaan dan sosial dan masyarakatnya yang tercermin dalam kehidupan multi kultur berbagai etnis dan agama. Tak ketinggalan, kekayaan kebudayaan tanah Minang itu juga meliputi keragaman dan keunikan kuliner yang tak pernah luput dari bincang sejak masa kolonial. Salah satunya kawasan Pondok, sebuah tempat yang bisa disebut Chinatown-nya kota Padang, menjadi saksi sejarah kekayaan budaya serta terjaganya harmonisasi antara warga keturunan Tionghoa dan etnis lainnya.


Lebih dari setengah abad lalu, di kawasan pecinan itu terdapat sebuah sebuah kedai kopi milik seorang warga keturunan bernama Lee Chi Kwang. Di kedai itu tersaji bukan hanya kopi, tapi juga beragam menu sarapan, makan siang atau malam, hingga aneka jajanan lokal maupun oriental.

“Waktu kecil orang tua kami sering mengajak kami mengunjungi kedai kopi milik Lee Chi Kwang itu. Kami melafalkannya sebagai CIKANG. Memori minum kopi dan sarapan di kedai CIKANG begitu lekat dan meninggalkan kesan yang sangat dalam hingga sekarang.” papar Dr. Ivan mengenang. Seiring perjalanan waktu dan pergantian generasi, kedai kopi itu sudah tidak ada, namun legenda rasa yang lekat di kedai CIKANG tak pernah lekang.



Dari sinilah Cikang Resto digagas, hadir dengan membawa kekayaan dan keunikan kuliner Padang yang selama ini belum diketahui banyak orang. Cikang hadir sebagai etalase budaya dan sejarah cerita lama kota Padang yang sangat kental pada masa kolonial di kawasan pecinan Pondok.


Beragam keunikan cerita dan menu yang jarang ditemui di resto Padang lainnya tersaji di sini. Seperti Salad Uci (uci, nenek dalam bahasa Padang). Salad Uci adalah salad dengan citarasa campuran antara asam dan sedikit manis. Salad ini terbuat dari irisan daun selada dengan dressing yang terbuat dari paduan minyak kelapa, simple syrup dan cuka aren.

Menu andalan cikang lainnya ada Nasi Uci & Nasi Angku (angku = kakek bhs Padang), sebuah sajian nasi campur Padang yang sebenarnya juga biasa di temui di resto-resto Padang lainnya. Yang membedakan menu ini adalah penamaannya yang sangat personal sekaligus mengekalkan kegemaran Uci dan Angku mereka yang lebih memilih ayam ketimbang daging rendang.


Nasi Angku ini berupa nasi putih yang disajikan dengan lauk seperti rendang, telur balado, terung balado cabai hijau serta semangkuk sayur daun pakis dengan kuah santan khas Padang, tak ketinggalan kerupuk berwarna merah muda khas Padang sebagai pelengkap. Untuk menikmati seporsi Nasi Angku cukup merogoh kocek Rp 80.000,-


Selain menyajikan keunikan rasa dan cerita kuliner ranah Minang yang selama ini hampir jarang didengar, Cikang Resto yang berada di Graha Anam, Ground Floor 11, Jl.Teuku Cik Ditiro Menteng ini juga menyediakan ragam menu-menu oriental, seperti kwetiauw dan mie. Menu-menu lokal khas Cikang seperti Kopi Cikang, Ketupek Sayur, dan Soto Padang dengan cita rasa aslinya menawarkan pengalaman cita rasa kuliner tak terlupakan.

Comments


bottom of page