Nuanu Creative City, di Pesisir Barat Daya Tabanan, Bali
- alettasumampouw
- 5 jam yang lalu
- 4 menit membaca
Setelah lima tahun proses perencanaan, pemenuhan regulasi, serta kolaborasi dengan masyarakat lokal, Nuanu Creative City hadir di atas lahan seluas 44 hektare di pesisir barat daya Tabanan, Bali. Kehadiran Nuanu bukan hanya sebagai destinasi wisata, melainkan juga sebagai ruang untuk tinggal, berkreasi, dan bermain. Nuanu dibayangkan sebagai sebuah ekosistem hidup, di mana ruang budaya, pusat kuliner, dan lanskap alami berpadu, menjadi rumah bagi para kreator, penggerak perubahan, serta masyarakat luas.

Lev Kroll, CEO of Nuanu Creative City menuturkan, āPerjalanan kami dimulai dari cinta kami terhadap Bali dan awal yang sederhana. Beberapa tahun kemudian, Nuanu membuat sejarah baru dengan selesainya fase pertama, dan kami secara resmi mengundang tamu untuk berkunjung untuk pertama kalinya. Kami bangga mengatakan bahwa mengunjungi Nuanu untuk sehari memungkinkan pengunjung untuk belajar dan menikmati hal-hal yang menjadi keunikan dari Nuanu ā alam, seni & budaya, serta berbagai hal menarik lainnya. Mewakili Nuanu, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Bali yang terus mendukung perjalanan dan perkembangan Nuanu sejak awal, menciptakan dampak positif bagi masyarakat Tabanan dan Bali sebagai pusat kreativitas di Asia Tenggara.ā
Sejak membuka diri bagi pengunjung pada 2023, Nuanu mulai menanamkan fondasi model bisnis yang tidak hanya berorientasi pada keuntungan, melainkan pada kesejahteraan bersama. Salah satu pilar terpenting dari visi ini adalah Nuanu Social Fund (NSF), sebuah wadah yang menyalurkan kembali manfaat Nuanu untuk mendukung inisiatif budaya, sosial, dan lingkungan, menghadirkan dampak nyata bagi Bali dan komunitasnya.

Tahun yang sama juga menghadirkan sejumlah pencapaian: sekolah internasional pertama di Tabanan, ProEd Global School, resmi beroperasi; karya monumental Earth Sentinels oleh seniman asal Afrika Selatan, Daniel Popper menjadi instalasi seni ikonik pertama; dan diperkenalkannya Aurora Media Park, jalur hutan tepi sungai seluas 5,000m² dengan delapan instalasi interaktif yang dirancang bersama Aurora, AI milik Nuanu.
Momentum terus berlanjut di 2024. Nuanu Real Estate mencatat sejarah dengan terjualnya 40 vila neo-luxury hanya dalam satu hari. Tahun yang sama, Nuanu memperkenalkan Luna Beach Club, kompleks hiburan berkonsep tebing dengan sembilan ruang yang menyatukan musik, seni, dan pengalaman kolektif. Di dalamnya berdiri gagah Menara THK (Tri Hita Karana), hasil karya arsitektur yang kolaboratif antara seniman dan AI, dirancang oleh Arthur Mamou-Mani, dipersembahkan untuk merayakan filosofi Bali, Tri Hita Karana, yang menyelaraskan harmoni anatar manusia, alam, dan spiritualitas.

Ida Ayu Astari Prada, Brand & Communications Director, mengungkapkan āBali adalah inspirasi bagi Nuanu. Kekayaan seni budaya, kreativitas, dan juga kehangatannya, bisa dirasakan dalam kawasan kreatif yang dibangun bersama masyarakat sekitar, pemerintah, dan juga investor yang memiliki nilai yang sama, Nuanu hadir sebagai komunitas untuk komunitas, dikuatkan dengan bergandeng tangan bersama komunitas sekitar, layaknya keseharian kita sebagai orang Bali.ā
Selain itu ada juga Lumeira, kompleks kebugaran sosial dengan sauna kubah kayu terbesar di dunia dan perawatan khas Parenia. Dari ranah budaya ini, Suara Festival mempertemukan seniman lokal dan internasional dalam sebuah perayaan inklusif yang meneguhkan posisi Nuanu di kalender seni Bali. Pada saat yang sama, Labyrinth Collective memperluas jangkauannya dengan membuka Labyrinth Art Gallery serta The Dome, pengalaman dome 360° pertama di Indonesia, di mana seni, arsitektur, teknologi, dan performa saling bertemu. Tahun ini Nuanu mempersembahkan Magic Garden, sebuah ruang hidup yang didedikasikan untuk memulihkan keanekaragaman hayati. Di pusatnya, program pembiakan kupu-kupu memungkinkan pengunjung merasakan konservasi secara langsung melalui perjalanan hiburan edukatif.
Memasuki 2025, visi Nuanu sebagai episentrum kreatif Asia Tenggara semakin nyata. Tahun ini dibuka dengan sistem tiket terintegrasi sebagai tanda kesiapan menyambut publik yang lebih luas. Disusul hadirnya The Red Tent, ruang khusus perempuan nirlaba yang disumbangkan Nuanu dan dikelola independen oleh anggotanya, dengan komitmen bahwa minimal satu penasihatnya selalu perempuan Bali. Di sisi lain ada SOL Studio sebagai pusat tari kontemporer; Bali Mystic memperkenalkan kembali tari Kecak dengan teknologi proyeksi; sementara Kecak di Nuanu menghadirkan pertunjukan komunitas di amfiteater bambu hasil kolaborasi dengan kolektif Kecak Tabanan.
OSHOM Bali telah siap menyambut tamu pertama di 11 suite laut dan 8 treehouse hutan mangrove, sementara itu Nuanu Suites & Accommodations memperkenalkan tiga format perhotelan eksperimental untuk para tamu dapat menikmati pengalaman menginap yang tak terlupakan.

āAtas nama pribadi dan Pemerintah Provinsi Bali, izinkan saya mengucapkan salam hormat serta ucapan selamat dan sukses atas dilaksanakannya acara Grand Opening Nuanu Phase 1, dengan harapan bisa turut berkontribusi dalam upaya pemajuan pariwisata Bali, serta turut berkolaborasi dalam kerja-kerja pelestarian alam, budaya dan pemajuan kesejahteraan masyarakat Bali,ā demikian penuturan I Nyoman Giri Prasta, Wakil Gubernur Bali yang diwakili oleh Bapak Dr. I Wayan Ekadina, S.E., M.Si., selaku Staf Ahli Gubernur Bali Bidang Ekonomi dan Keuangan.
Tahun depan Acadia, hub kuliner bernuansa Maroko akan dibuka, ditargetkan menjadi salah satu dari lima destinasi kuliner terbaik di Asia Tenggara. Selain itu akan dibuka juga Desa Jiwa, village khusus fashion, akan menampilkan kreativitas dengan sentuhan arsitektur khas Bali. Setelah dua tahun perencanaan dan desain, Eugene Museum yang dipimpin seniman ternama Eugene Kangawa juga akan menyambut publik pada 2026.

Nuanu juga menghadirkan kembali habitat alami dengan kemajuan signifikan dalam restorasi ekologi, dimana telah berhasil mencapai tingkat daur ulang 95%, melepas lebih dari 12.000 kupu-kupu, menanam 114.700 pohon dan tanaman, serta memindahkan 597 pohon besar. Sebanyak 87,5 ton kompos telah dihasilkan dan dimanfaatkan kembali untuk menyuburkan tanaman yang mendukung keberlangsungan serangga bermanfaat. Selain itu, konservasi 3.300 anggrek juga dilakukan sebagai bagian dari misi membangun ekosistem yang lebih hijau dan tangguh.
Yuk ke Bali lagi, yuk ke Nuanu!
Komentar