top of page

Perjalanan Buah Segar Kulit Berbulu Halus yang Dikenal Dengan Nama 'Kiwi'

  • Gambar penulis: Maria Yuliana Kusrini
    Maria Yuliana Kusrini
  • 22 Jul
  • 2 menit membaca

Sebagian besar orang, menganggap buah kiwi sebagai buah khasnya Selandia Baru. Meski demikian, ternyata buah kiwi itu berasal Tiongkok, China, tepatnya dari lembah-lembah di sekitar Sungai Yangtze, terutama di Provinsi Shaanxi. Setelah melalui perjalanan yang sangat panjang, buah dengan nama biologi 'Actinidia Deliciosa' itu pun sampai di Selandia Baru dengan penamaan yang akhirnya familiar sampai saat ini, yakni 'kiwi'.


Di negri asalnya, masyarakat China tidak mengonsumsi kiwi layaknya sebagai buah. Warga di sana lebih sering menggunakannya sebagai tonik untuk anak-anak atau untuk wanita usai melahirkan. Hal itu dilakukan karena buah ini memiliki nilai gizi dan kandungan yang sangat baik untuk proses pemulihan.

Foto Buah Kiwi, dok. Istimewa
Foto Buah Kiwi, dok. Istimewa

Di awal tahun 1900an, untuk pertama kalinya 'Actinidia Deliciosa' diekspor keluar Benua Asia. Tanaman itu pun tiba di Amerika Serikat pada tahun 1904 hingga sampai ke wilayah Selandia Baru beberapa tahun kemudian. Untuk pertama kalinya juga, ada orang Selandia Baru mengenali potensi buah ini yang secara botani merupakan buah beri. Ia pun mulai membudidayakannya untuk keuntungan komersial dan memperkenalkan buah itu sebagai 'Gosberi China'.


Setelahnya, di tahun 1959, eksportir terkemuka Selandia Baru, Turners and Growers mengadopsi nama buah kiwi untuk menggantikan nama gosberi China. Itu dilakukan sebagai tanggapan atas sentimen anti-komunis dan pemikiran bahwa konsumen mungkin tersinggung oleh moniker yang ada. Distributor A.S. dilaporkan mengabaikan nama pertama yang disarankan "Melonette" karena melon dan berry dikenakan tarif impor yang tinggi ketika mereka memasuki negara itu.


Di tahun 1980-an, buah kiwi akhirnya mendapatkan popularitas besar di Amerika Serikat. Dari empat varietas utama kiwi, jenis "Hayward" menjadi yang paling populer. Varietas ini dikembangkan oleh ahli hortikultura Selandia Baru, Hayward Wright. Musim tanam yang berlawanan dari Selandia Baru dan Chili membuat buah kiwi akhirnya bisa tersedia sepanjang tahun di belahan bumi utara.


Secara tampilan luar, buah kiwi mungkin terlihat tidak enak dan kurang menggugah untuk dinikmati. Tetapi di balik bagian luarnya yang berwarna cokelat berbulu itu terdapat daging buah berwarna hijau zamrud dan biji hitam kecil yang dapat dimakan. Buah ini memiliki citarasa manis sedikit asam yang mengingatkan pada buah strawberry atau nanas untuk sebagian orang.


Secara kandungan, buah kiwi memiliki konsentrasi vitamin C yang tinggi dan juga potasium yang hampir setara dengan pisang. Umumnya, saat mengonsumsi buah kiwi, sebagian besar orang akan mengupas kulitnya. Namun ternyata, kulit buah kiwi dapat dimakan dan mengandung sumber antioksidan yang kuat. Buah kiwi pun juga mengandung enzim yang dapat melunakkan daging. Selain bisa langsung dimakan, buah kiwi juga bisa diolah menjadi selai, kreasi minuman, maupun dipadukan dengan bahan lainnya sebagai dessert. Kebanyakan orang Selandia Baru sering menghiasi makanan penutup nasional mereka yang bernama Pavlova dengan irisan buah kiwi segar.




1 Komentar


Jarrod Jaiz
Jarrod Jaiz
25 Jul

Confident with your speed and reflexes? Try Geometry Dash. You may not be as fast as you have thought.

Suka
bottom of page