Sake Festival 2025 Diselenggarakan Jaddi Internasional di Jakarta & Bali

Jaddi Internasional sebagai importir minuman yang telah berpengalaman lebih dari 20 tahun di Indonesia akan menyelenggarakan sebuah acara menarik bertajuk 'Sake Festival 2025'. Acara ini akan diselenggarakan di dua kota langsung, yakni Jakarta pada 3 Juni 2025 dan di Bali pada 5 Juni 2025. Sake Festival 2025 ini diselenggarakan untuk memperkenalkan berbagai minuman sake asal Jepang pada masyarakat di Tanah Air.

Sake sendiri merupakan minuman tradisional asal Jepang yang terbuat dari beras sebagai bahan bakunya. Meskipun terbuat dari beras yang difermentasi, namun sake memiliki beragam rasa yang kompleks. Citarasanya yang beragam itu tercipta berkat proses pembuatannya serta jenis yang ingin dihadirkan. Berbeda dengan wine yang sangat sensitif terhadap suhu penyajian, sake justru bisa disajikan dalam berbagai temperatur. Junmai Sake dapat dinikmati dalam suhu yang beragam, sementara Ginjo, Daiginjo, dan Nigori sebaiknya disajikan dingin agar kelezatan rasanya tetap terjaga.

Setiap variasi dari tiap-tiap sake memiliki karakteristik unik. Sebut saja untuk tipe Sake Nigori yang cenderung lebih pekat atau Sake Futsushu yang terasa lebih ringan. Perbedaan ini berasal dari jenis beras dan metode yang digunakan dalam proses produksinya. Menariknya, proses mencicipi Sake memiliki kemiripan dengan wine tasting. Dimulai dengan mengamati kejernihan, warna, dan tingkat kekentalan Sake, kemudian dilanjutkan dengan menghirup aromanya. Sake dapat menghasilkan berbagai aroma, mulai dari buah-buahan segar, bunga yang harum, karamel, kacang-kacangan (nutty), hingga rempah-rempah, dan lainnya.

"Sake itu terbuat dari beras yang difermentasi, berasnya tidak beraroma. Berbeda dengan beras yang biasa dibuat nasi untuk kita makan. Prosesnya, beras disteam menjadi nasi lalu difermentasi dengan menggunakan ragi dan diproses selama 30hr bersuhu 38-40 derajat. Sake tidak memiliki masa expired, jadi yang dicantumkan adalah tanggal produksinya. Tampilan sake itu murni dan jernih seperti air mineral. Jadi kalau warnanya terlihat kuning atau coklat, maka dipastikan jika sake itu rusak," ungkap Eko Trisno selaku pakar sake di Indonesia.

Saat mencicipi sake, penting untuk memastikan seluruh bagian lidah dan mulut terkena sake agar dapat merasakan kompleksitas rasanya, kekuatan rasa, tekstur, dan seberapa lama aftertaste-nya bertahan di mulut. Biasanya, ada keterkaitan erat antara aroma dan rasa dari sake yang diminum. Sama seperti wine, terdapat istilah-istilah khusus yang digunakan untuk menggambarkan citarasa sake. Untuk rasa kering yang tidak manis dinamakan Karakuchi, sedangkan Amami untuk sake bercitarasa manis, Nigami untuk sake yang punya rasa pahit yang biasanya muncul di akhir, Shibumi untuk sake yang memiliki rasa sepat yang menyebar di seluruh lidah, Sanmi untuk sake rasa asam, hingga Umami untuk sake yang menghadirkan sensasi rasa gurih.

Untuk memperkenalkan sake, jenis, dan karakteristik rasanya, maka PT. Jaddi Internasional akan melibatkan lebih dari 10 produsen sake. Sake Festival 2025 akan diisi dengan sesi tasting serta edukasi seputar Sake. Acara ini terbuka untuk umum dan tentunya akan menjadi acara yang menyenangkan bagi para pencinta sake. Vin+ Arcadia Senayan akan menjadi lokasi acara di Jakarta, sedangkan di Bali akan dilangsungkan di Sheraton Kuta

Resort Bali. Ada pun beberapa brand yang akan ditampilkan pada acara ini adalah Dassai, Born, Gekkeikan, Hakuryu, Jyokigen, Keiryu, Nabeshima, Ozeki, Rihaku, Suginomori, Tanaka, Tatenokawa, dan ada beberapa product  beverage lainnya seperti Soju, Shochu, Bir dan Whisky seperti Caedo, Kanasuke, Kirin, Komasa, Tullibardine, dan masih banyak lagi.

“Sake Festival 2025 ini kami persiapkan sebagai wadah yang tepat untuk memperkenalkan sake dan Japanese beverage lainnya serta keragaman rasa dan jenisnya. Kami mengundang seluruh masyarakat untuk hadir dan memanfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya. Tidak ada biaya untuk mengikuti acara ini,” ujar Susan Halim, selaku Brand Manager Sake dari PT Jaddi Internasional.