top of page
  • Maria Yuliana Kusrini

Bangkitkan Kembali Pariwisata Kebupaten Semarang Melalui Festival Gedongsongo

Pandemi memang membawa dampak yang begitu kuat untuk berbagai pihak dan sektor. Tak terkecuali dengan sektor pariwisata. Nyaris semua daerah dengan berbagai tempat wisata yang dimiliki jadi mandeg atau berhenti total. Namun kini, setelah menggalakkan kegiatan vaksinasi di Tanah Air dan negara lain, sektor wisata perlahan-lahan mulai digerakkan dan dibangkitkan kembali.



Dinas Pariwisata Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, pun mulai mempromosikan pariwisatanya yang sudah 2 tahun ini tertunda karena pandemi. Sebagai pembukanya, dihadirkannya Festival Gedongsongo yang berlangsung antara 23-24 November 2021 yang berlangsung di Kawasan Candi Gedongsongo, Bandungan. Hadirnya festival ini sekaligus diharapkan dapat menggerakan generasi millennial untuk lebih mencintai kesenian dan kebudayaan yang dirasa mulai terkikis oleh perkembangan era digital.


"Kondisi pariwisata Kabupaten Semarang, selama pandemi Covid-19 sangat terpuruk. Festival ini menjadi langkah strategis untuk membangkitkan kembali promosi pariwisata daerah kami. Sebelum pandemi, festival yang memasuki tahun ke-empat ini setiap tahunnya mengalami peningkatan jumlah kunjungan wisatawan yang cukup signifikan. Pada penyelenggaraan kali ini pasti menurun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya,” ungkap Dewi Pramuningsih, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Semarang saat menghadiri perayaan hari jadi Himpunan Anak Media (HAM) Jakarta di Kampoeng Kopi Banaran pada Selasa, 23 November 2021.

Meski terasa berbeda dengan masa-masa sebelum pandemi, Festival Gedongsongo tahun ini juga dimeriahkan dengan berbagai atraksi kesenian dan kebudayaan. Ada berbagai tarian yang dihadirkan untuk meramaikan rangkaian acara. Meskipun peserta yang mengisi acara dibatasi karena disesuaikan dengan kondisi pandemi. Di hari pertama festival hanya menampilkan 3-4 kecamatan saja. Sisanya baru dilaksanakan di hari keduanya.


Tak hanya keterbatasan pada peserta festival, para wisatawan yang berkunjung ke kawasan Gedongsongo juga disesuaikan sekaligus wajib mengikuti aturan yang berlaku. Mulai dari wajib mematuhi protokol kesehatan, wajib mengunduh atau download aplikasi peduli lindungi, dan berbagai aturan lainnya.


Pada festival ini juga ditampilkan gunungan yang diisi dengan hasil bumi atau hasil panen masyarakat. Setelah melewati doa atau ritual atau rangkaian acara lainnya, berbagai isian dari gunungan yang terdiri dari buah dan sayuran itu pun langsung diperebutkan oleh siapapun yang ada di sana. Sebuah tradisi lama yang sampai saat ini masih dipertahankan dan tetap menarik untuk dilaksanakan.


bottom of page