top of page
  • Maria Yuliana Kusrini

Gudeg, Makanan Ikonik Kota Yogyakarta

Setiap daerah di Indonesia memiliki makanan khasnya masing-masing. Demikian juga dengan Yogyakarta yang punya sajian bernama gudeg sebagai ikonnya. Gudeg adalah masakan bercitarasa manis yang menjadikan nangka muda sebagai bahan utamanya.

Nangka muda atau disebut gori atau tewel dalam bahasa Jawa itu dikupas dan dipotong-potong kemudian dimasak menggunakan aneka bumbu serta santan. Bumbu yang digunakan banyak dan lengkap, mulai dari bawang merah, bawang putih, lengkuas, daun salam, kemiri, ketumbar, gula jawa, dan garam. Untuk mendapatkan warna merah kecoklatan khasnya gudeg Yogya, biasanya digunakan daun jati saat dimasak. Proses merebusnya sendiri memakan waktu berjam-jam alias cukup lama.


Pada dasarnya ada dua jenis gudeg, yaitu gudeg basah dan kering. Pembeda ini terlihat dari karakter gudegnya yang tampilannya cenderung kering ataupun basah. Gudeg kering itu hanya memiliki sedikit santan, sedangkan gudeg basah memiliki santan yang lebih banyak. Beberapa jenis gudeg basah ada yang dicampur dengan daun singkong atau kol hijau. Kebanyakan gudeg kering dijajakan pagi hari, sedangkan gudeg basah di malam hari.

Gudeg biasanya disiram dengan santan kental yang juga manis. Ada juga yang menambahkan blondo atau ampas minyak kelapa. Penambahan blondo ini akan membuatnya tambah manis dan gurih. Gudeg biasanya didampingi dengan beragam lauk, seperti opor ayam, sambal goreng krecek, tahu/tempe bacem, telur pindang, dan kerupuk rambak atau kerupuk kulit sapi. Ada beberapa kawasan yang menyediakan gudeg di Yogya, yaitu Wijilan, Krangan, Mangkubumi (dekat Tugu), dan Mbarek Sleman di area UGM.

bottom of page