Stunting atau tinggi badan yang kurang maksimal pada anak menjadi satu masalah serius di Indonesia. Bahkan tercatat ada 9 juta anak Indonesia yang menderita stunting. Salah satu faktor utama dari masalah ini adalah kurangnya asupan gizi yang tepat pada anak. Namun, ternyata lebih dari itu, stunting ternyata tak hanya disebabkan oleh urusan gizi saja.
Seperti kita ketahui, stunting disebabkan kurangnya konsumsi makanan bergizi khususnya asupan protein. Untuk itu, sangat disarankan bagi ibu hamil dan menyusui agar tidak melewatkan makanan yang mengandung protein. Begitu pun ketika anak sudah bisa makan, hendaknya diberikan makanan seimbang dan tidak melewatkan protein itu sendiri. Baik itu protein nabati maupun hewani. Itu bisa ditemukan pada daging, ikan, tempe, telur, susu, hingga kacang-kacangan.
Terlepas pada konsentrasi asupan gizi yang baik untuk mencegah stunting, ternyata ada hal lain yang makin memperburuk itu. Diungkapkan oleh dr Siswanto, MHP, DTM selaku Kepala Badan Litbang Kesehatan Kementerian Kesehatan jika stunting bukan hanya sekedar masalah gizi atau kesehatan saja. “Stunting juga berhubungan erat dengan masalah kebersihan dan sanitasi, pola asuh, literasi ibu terkait tumbuh kembang balita, hingga pola hidup sehari-hari,” ungkapnya saat konferensi pers, Senin (10/2) lalu.
Melihat itu, 1000 Days Fund memiliki komitmen kuat yang bertujuan mencegah stunting. Salah satu hal yang kini tengah dilakukan adalah pemasangan 12.000 poster tinggi badan di 22 pulau di Indonesia. Poster dari 1000 Days Fund ini pun diharapkan mampu membantu orang tua dan pengasuh untuk menvisualkan pertumbuhan anak dan target tinggi badan anak di usianya. Selain itu, 1000 Days Fund juga memberikan program pelatihan dan pendampingan bagi para kader posyandu. Sebanyak 280 kader posyandu telah mengikuti rangkaian program ini.
“Kami terus berkomitmen untuk melakukan berbagai intervensi dalam upaya pencegahan stunting di Indonesia. Salah satunya dengan pemasangan poster tinggi badan ini ke sejumlah daerah. Poster ini memuat cara-cara yang mudah untuk diikuti para orang tua atau pengasuh tentang kebiasaan pola asuh optimal selama 1.000 hari pertama kehidupan anak yang dimulai sejak dalam kandungan,” terang Valerie Krisni selaku Outreach Coordinator 1000 Days Fund.