top of page
Novi Amaliyah

Gado-Gado, Salah Satu Menu Nasional Indonesia

Gado-Gado merupakan sajian khas Betawi yang terdiri dari berbagai campuran sayuran, tempe, tahu, kentang, dan telur rebus lalu disajikan dengan siraman bumbu kacang nan gurih. Sayuran yang digunakan antara lain kangkung, bayam, labu siam, kacang panjang, kubis, dan taoge. Sebagai pendampingnya terdapat kerupuk, potongan lontong, ketupat, atau nasi putih.



Sepintas, tampilan gado-gado memiliki kemiripan dengan beberapa makanan khas daerah lain, seperti lotek (Jawa Barat dan Jawa Tengah) atau pecel (Jawa Timur). Bedanya, bumbu kacangnya gado-gado tidak menggunakan kencur seperti lotek dan pecel. Sedangkan untuk isiannya, gado-gado tidak hanya menggunakan sayuran, tetapi menambahkan telur, tahu, tempe, dan kentang sebagai isiannya. Tidak ada yang tahu persis asal-muasal gado-gado, namun sebagian besar referensi bebas cenderung mengasosiasikan gado-gado sebagai hidangan asli Betawi.


Kata 'gado-gado' dalam kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti makanan yang terdiri atas sayur-sayuran, kentang, tempe, tahu, telur rebus, dan lain-lain diberi bumbu sambal kacang dan sebagainya. Gado-gado dalam KBBI juga diartikan sebagai 'campur aduk, tidak karuan'.


Dalam buku 'Batavia 1740: Menyisir Budaya Betawi' (2010) karangan Windo Adi terungkap bahwa penemu sesungguhnya sajian ini adalah masyarakat Kampung Tugu yang aslinya keturunan Portugis dari daerah Bangladesh, Sri Lanka, dan India. Pada abad ke-17, mereka diboyong VOC ke Batavia dari koloni-koloni bekas Portugis untuk dijadikan budak. Kemudian mereka membangun kampung sendiri yang kemudian dimerdekakan dan disebut 'Kaum Mardijkers' yang berarti orang merdeka. Di kampung yang kemudian disebut Kampung Tugu itulah muncullah kebudayaan dan tradisi sendiri, salah satunya tradisi kuliner gado-gado.


Versi lain juga menyebutkan, gado-gado merupakan sajian peranakan Tionghoa dari pecel khas Jawa yang sangat disukai oleh Belanda saat itu. Diperkirakan gado-gado telah lahir sejak awal abad 20-an dan Jakarta adalah tempat kelahirannya. Beberapa pihak juga menganggap gado-gado merupakan sajian khas Betawi. Alasannya adalah sekitar 1940 hingga 1950-an ada lagu yang sangat populer berjudul Gado-Gado Betawi yang dipopulerkan oleh Ivo Nilakreshna.


Saking populernya gado-gado, hingga banyak orang asing mengenalnya sebagai salah satu daftar kuliner yang wajib dicoba ketika berkunjung ke Indonesia. Hal itu jugalah yang pada akhirnya membuat Kementerian Pariwisata RI menobatkan gado-gado sebagai salah satu Makanan Nasional (National Food) Indonesia selain soto, rendang, sate dan nasi goreng di tahun 2018 lalu.


Gado-gado pun kini semakin mudah ditemukan di berbagai penjuru Kota Jakarta. Mulai dari kaki lima dengan gerobak, restoran yang khusus menyajikan gado-gado, hingga restoran Indonesia berkelas yang menyajikan gado-gado secara eksklusif. Setiap tempat memiliki menu gado-gado dengan keunggulan dan citarasa berbeda.

Comments


bottom of page