Manjakan Diri di Pantja Hospitality Group yang Padukan Konsep Restoran dan Cocktail Bar
- Maria Yuliana Kusrini
- 6 Okt
- 3 menit membaca
Pantja Hospitality Group lahir dari persahabatan antara Kabir Suharan dan Rapha Menchaca yang bersambung menjadi jalinan kemitraan. Keduanya yang mencintai kuliner, baik itu makanan dan minuman pun sepakat untuk menghadirkan destinasi yang berkualitas penuh dengan keramahtamahan sekaligus memberikan gebrakan baru di bidang F&B di Jakarta.
Salah satu merek yang mereka perkenalkan adalah Panjta, sebuah destinasi menarik yang memadukan konsep restoran dan cocktail bar dengan lokasi awalnya di kawasan Senopati, Jakarta Selatan. Penamaan Pantja sendiri berasal dari bahasa Sanskerta, yakni panca untuk menyebutkan angka lima. Pantja pun mewakili lima pilar yang menjadi dasar dari setiap langkah bisnisnya, yakni makanan, minuman, musik, keramahan atau hospitality, dan desain. Sukses dengan lokasinya yang ada di kawasan Senopati, Pantja pun juga memiliki outlet lain yang berlokasi di kawasan Sudirman, Jakarta bernama Pantja Izakaya.

"Pantja merupakan restoran dan cocktail bar di kawasan Senopati yang kini menjadi salah satu tolok ukur utama dalam dunia kuliner dan hiburan malam Jakarta. Hadirnya Pantja bukan sekadar idealisme saja, tapi prinsip kerja yang kami terapkan setiap hari. Baik itu di dapur, bar, maupun ruang makan,” jelas Kabir Suharan selaku Co-Founder Pantja Hospitality Group.
Sejak membuka Pantja enam tahun lalu, Kabir Suharan dan Rapha Menchaca menjalankan grup ini dengan pendekatan hands-on. Dimana setiap detail sekecil apa pun terus diperhitungkan dan tidak pernah terlewatkan. Filosofi ini pun membentuk budaya Pantja secara menyeluruh. Sesi tasting bulanan bersama seluruh tim (mulai dari dapur, bar, hingga layanan) dilakukan untuk memastikan setiap hidangan dan minuman tidak hanya seimbang dan lezat, tetapi juga berkesan. Untuk memberikan produk makanan dan minuman terbaik, Pantja pun didukung Chef Andrew sebagai pemimpin Pantja Izakaya, Chef Richard sebagai pemimpin dapur flagship Pantja, dan Fabri sebagai Group Head Bartender.
Pantja
Pantja memadukan filosofi farm-to-table dengan seni memasak berbasis kayu bakar serta deretan minuman cocktail yang ciamik. Rapha Menchaca menghadirkan produk musiman lokal, membuat pasta segar setiap hari, dan mengolah hidangan dengan api terbuka. Sementara di bar, Kabir Suharan meramu kembali cocktail klasik dengan sentuhan inovatif penuh cerita. Pantja telah meraih berbagai penghargaan, mulai dari Silver Award di Prestige
Gourmet Awards, masuk tiga tahun berturut-turut dalam daftar Asia’s 50 Best Bars,
hingga dinobatkan sebagai Bar of the Year oleh Tatler Best Indonesia.
Pantja memiliki deretan menu menggugah selera yang menarik untuk dicicipi. Kreasi hidangan yang ditawarkan pun dibuat menggunakan bahan-bahan berkualitas dengan proses pembuatan yang tepat. Deretan minuman yang bisa ditemukan antara lain Sakura Stone Sour yang memadukan old tom gin, sakura vermouth, hojicha, pomelo, hingga lemon. Juga ada Mex Martini yang memadukan agave distilate dan bianco vermouth. Hingga Limo Sour yang masuk dalam kategori mocktail atau minuman non alkohol.

Pantja Izakaya
Sedangkan Pantja Izakaya dihadirkan dengan menafsirkan ulang izakaya Jepang melalui perspektif Pantja. Dengan andalan binchotan charcoal grill, menunya menyajikan yakitori, Wagyu premium, sashimi dari Toyosu Market, serta hasil bumi lokal yang dimasak dengan presisi. Sedangkan untuk minumannya menonjolkan teknik Jepang sambil tetap mempertahankan identitas Pantja.
Pantja Izakaya tak hanya menawarkan makanan dan minuman istimewa saja, namun juga lokasi yang nyaman dengan tampilan elegan. Interiornya menggunakan pilihan kayu natural yang didesain dengan tampian modern dipadukan dengan musik yang dikurasi, mulai dari pop Jepang era 80-an hingga rare grooves. Tempat ini pun akan menjadikannya sebagai sebuah lokasi kuliner yang elegan sekaligus ramah.
Kesuksesan Pantja dan Pantja Izakaya ini pun diikuti dengan merek lainnya yang dinaungi Pantja Hospitality Group. Sebut saja Pantja Steakhouse yang akan segera hadir di tahun 2026 mendatang, Pantja Deli yang berkonsep pop-up concept, hingga Pantja Concierge. Pantja Steakhouse hadir sebagai penghormatan bagi steakhouse klasik Amerika dengan pilihan menu Wagyu Stoneaxe full-blood dan seafood segar dari Toyosu yang dimasak dengan api kayu rambutan, hingga minuman cocktail berkarakter seperti martini dan old fashioned. Sedangkan untuk Pantja Deli lebih membawa deli New York dan West Coast ke Jakarta dengan menyajikan klasik seperti Pastrami Reuben, Ballpark Pastrami, dan The Godmother. Berbeda lagi dengan Pantja Concierge yang menghadirkan layanan bespoke
private dining dan catering dengan standar detail, hospitality, dan storytelling yang sama seperti restoran dan bar dalam grup ini.
"Sesuai dengan misi Pantja Hospitality Group yang ingin menjadi grup hospitality terdepan di Jakarta yang dikenal karena kualitas, keramahtamahan, dan vibes. Ekspansi bukan berarti
replikasi, melainkan membawa lima pilar Pantja ke dalam format dan ruang baru. Kami tidak mengejar kesempurnaan. Arah utama kami selalu berpegang pada jati diri dan bekerja dengan integritas. Bagi kami, ini tentang menghormati budaya dan tradisi dibalik makanan serta minuman, sambil terus mendorong batas untuk menciptakan sesuatu yang istimewa. Jika tidak luar biasa, kami tidak akan menyajikannya,” ujar Chef Rapha Menchaca.













