top of page
  • Novi Amaliyah

Benarkah Bubble Tea Aman Dikonsumsi?

Sejak beberapa tahun belakangan, bubble tea bisa dibilang menjadi minuman paling populer. Tak hanya di Indonesia, minuman yang berasal dari Taiwan ini juga populer di negara-negara Asia Tenggara hingga Amerika. Kepopuleran bubble tea sendiri sebenarnya berasal dari keisengan seorang pemilik kedai teh di Taiwan yang memasukkan puding tapioka ke dalam minuman es tehnya setelah meeting seharian yang membosankan.

Ternyata minuman dengan paduan puding tapioka ini menghadirkan citarasa yang unik. Itu karena sensasi kenyalnya pudding tapioka yang berpadu dengan teh. Sejak saat itu puding tapioka dan es teh menjadi salah satu menu yang dijual di kedai tehnya. Di Taiwan sendiri minuman ini sudah ada sejak tahun 1980-an. Bubble tea sendiri sendiri sebenarnya minuman berbahan dasar teh dengan paduan susu segar, perisa dan sirup gula sesuai pilihan, tak ketinggalan topping bobba atau tapioka pearl berwarna coklat tua dengan tekstur yang kenyal.


Dilansir dari artikel oleh Ahli Diet Sally Kuzemchak di laman WebMD, bobba atau tapioka pearl terbuat dari paduan tepung tapioka dan gula. Beberapa di antaranya ada yang ditambah dengan tepung terigu dalam pembuatannya. Untuk membuat bobba ini, semua bahan dicampur dengan air, diuleni, dibentuk bulat, kemudian direbus. Tapioka sendiri merupakan pati yang diekstrak dari singkong. Komposisi gizinya terdiri dari karbohidrat murni dan sedikit protein. Tepung tapioka mengandung pati resisten yang tidak dapat dicerna tubuh. Selain sulit dicerna, pati ini juga memberikan efek kenyang.

Baru-baru ini juga ada kabar mengenai seorang gadis asal China yang mengalami sakit perut dan susah buang air besar. Sempat viral juga, disinyalir gadis itu mengonsumsi terlalu banyak minuman bubble tea. Sifat tapioka pada bobba itulah yang mungkin menjadi akar masalah pada pencernaan gadis asal China yang selama 5 hari mengalami sakit perut hebat dan susah buang air besar. Tapioka yang menjadi bahan dasar bubble tea terlalu banyak menumpuk dan menjadi sulit dicerna usus.

Sebenarnya, jika dikonsumsi secara wajar, pati resisten pada tapioka bisa membawa manfaat kesehatan bagi usus. Pati menjadi makanan bakteri baik yang memproduksi lapisan lendir pada usus untuk memecah makanan dalam sistem pencernaan. Namun, sebaliknya jika dikonsumsi secara berlebihan akan membawa efek buruk, seperti yang dialami oleh gadis asal China itu.

Menurut dokter Louzhen Zhang, dokter yang memeriksa gadis asal China itu mengungkapkan jika sulit dicernanya bubble atau bobba ini karena beberapa produsen ada yang menambahkan bahan tambahan seperti pengental dan pengawet ke dalamnya seperti dilansir dari Shaoxing News. Sebenarnya, beberapa masalah yang berkaitan dengan kesehatan muncul dari minuman bubble tea ini mencuat dari berbagai temuan. Dimana pada bulan Mei 2011, skandal terjadi di dunia makanan Taiwan, setelah ditemukan DEHP atau sebuah senyawa kimia dan karsinogen yang digunakan untuk membuat plastik digunakan sebagai penstabil dalam minuman, sirup, dan jus pada minuman bubble tea. Beberapa produk ini mungkin bahkan telah diekspor dan digunakan di toko-toko bubble tea di seluruh dunia. Konsumsi DEHP itu dapat memengaruhi keseimbangan hormon pada tubuh. Pada Juni 2011, Menteri Kesehatan Malaysia, Liow Tiong Lai, menginstruksikan perusahaan yang menjual sirup stroberi, bahan yang digunakan dalam beberapa bubble tea di Malaysia untuk berhenti menjualnya. Itu dilakukan setelah hasil dari tes kimia yang menunjukkan jika produk itu tercemar DEHP. Agustus 2012, para ilmuwan dari Universitas Teknik Aachen (RWTH) di Jerman menganalisis sampel bubble tea dalam sebuah proyek penelitian untuk mencari bahan-bahan yang mugkin bisa menimbulkan alergi. Hasilnya menunjukkan bahwa produk itu mengandung zat styrene, acetophenone, dan brominated yang dapat mempengaruhi kesehatan secara negatif. Laporan itu diterbitkan oleh surat kabar Jerman Rheinische Post.

Penemuan ini pun membuat kantor perwakilan Taiwan di Jerman mengeluarkan pernyataan yang mengungkapkan bahwa produk makanan di Taiwan sudah dipantau dan sudah diteliti oleh Food and Drug Administration Taiwan. Khususnya bubble tea yang juga telah diperiksa kembali oleh otoritas Jerman. Mereka pun menyatakan jika produk bubble tea dari Taiwan bebas dari bahan kimia penyebab kanker. Produk-produk tersebut juga tidak mengandung logam berat yang berlebihan atau agen yang mengancam kesehatan lainnya.

Jadi, bagi penikmat sekaligus pecinta bubble tea atau minuman lainnya yang menggunakan, bobba tetap bisa menikmati minuman ini dengan tenang. Asalkan jumlah yang dikonsumsi tidak berlebihan dan diseimbangkan dengan konsumsi makanan lainnya.

bottom of page