Makanan merupakan perekat hubungan sosial. Misalnya saja ketika berkumpul bersama teman, biasanya masyarakat Indonesia akan memilih restoran sebagai lokasi bertemu. Kebiasaan makanan ini rupanya dapat menimbulkan berbagai dampak baik positif maupun negatif. Di sisi lain, terdapat masyarakat yang makanannya selalu habis, namun juga tersisa lalu menjadi sampah makanan. Pola makan yang tidak teratur ini juga dapat menyebabkan sakit maag.
Kelebihan atau kekurangan makanan ini dikenal juga dengan istilah food waste dan food loss yang terutama terjadi saat bulan puasa. Ketika saat berbuka tiba banyak orang yang kelebihan makanan sehingga menyebabkan gangguan pencernaan. Tetapi, ada juga makanan sisa yang akhirnya menjadi sampah makanan atau food waste. Untuk mengurangi tingkat food waste dan loss berikut cara yang bisa dilakukan.
Cara mudah yang dapat dilakukan pertama kali adalah dengan mengurangi konsumsi makanan instan yang kurang baik untuk kesehatan maupun lingkungan. Makanan instan biasa dibungkus dengan berbagai jenis kemasan pembungkus, salah satunya adalah plastik yang diketahui sulit untuk diurai. Sebelum membeli sebaiknya rencanakan terlebih dahulu daftar barang yang akan dibeli agar pengeluaran rumah tangga tetap sesuai dan tentunya mengurangi sampah makanan.
Bagi masyarakat yang gemar memasak, pastikan jumlah bahan sesuai dengan porsi masakan yang akan dimakan sehingga tidak menyisakan makanan. Jika tersisa, simpanlah makanan dengan baik agar dapat dikonsumsi dalam jangka waktu lebih lama. Terutama saat membeli makanan untuk berbuka puasa, sebaiknya beli sesuai kebutuhan, jangan berlebihan agar tidak tersisa atau terbuang begitu saja.