top of page
  • Maria Yuliana Kusrini

Cerita Kuliner Ekstrem Pandji Pragiwaksono

Sosok Pandji Pragiwaksono cukup berani dan lantang bersuara akan berbagai hal yang ia anggap tak benar. Keberaniaannya itu ternyata juga ia praktekkan dalam urusan kuliner. Terbukti dengan beberapa pengalaman serunya saat menikmati kuliner ekstrem alias yang jarang orang biasa lakukan.

Pria kelahiran Singapura, 18 Juni 1979 itu menceritakan jika pengalaman kuliner ekstremnya ia lakukan ketika dirinya sedang mengunjung negara lain. Jadi, selain menikmati sajian khas negara setempat, ia juga menyempatkan untuk mencoba menu-menu yang tidak biasa dimakan. Ia mengaku pernah mencoba kalajengking, kecoa, dan daging kangguru.



“Aku pernah makan kalajengking, kecoa, daging kangguru, dan lainnya. Waktu nyobain makan kalajengking sih masih ketelen, tapi pas makan kecoa itu gak enak. Jadi, kalajengking yang masih idup itu langsung dimasukin ke dalam minyak panas, diangkat, dan dikasih garam sedikit baru dimakan. Rasanya itu mirip sama kulit ayam, garing dan crispy. Nah karena kita pikir rasa kalajengking itu gak seperti yang kita perkirakan, ya udah aja nyoba makan kecoa, ternyata rasanya kaya kecoa dan nggak enak banget,” kenang Pandji ketika menceritakan pengalamannya menikmati kalajengking dan kecoa.

Daging kangguru pun tak luput untuk ia jajal. Kala mencoba olahan daging kangguru itu ia merasa jika rasa dagingnya agak pahit dan keras. “Waktu nyobain daging kangguru itu, rasanya kurang enak. Dagingnya pahit, agak-agak amis, dan keras. Kalau udah pernah nyobain daging kambing, mungkin masih enak daging kambingnya. Atau mungkin cara masak daging kanggurunya yang waktu itu nggak pinter. Kayak daging kambing aja, kalau nggak pinter mengolahnya juga kan nggak enak,” tutupnya.

bottom of page