top of page
  • Maria Yuliana Kusrini

Destinasi Wisata Impian Usai Pandemi

Tak terasa, sudah setahunan ini pandemi Covid-19 merajalela di berbagai negara, termasuk Indonesia. Adanya pandemi ini, menjadikan banyak sektor bisnis dan masyarakat luas terhambat pergerakannya. Masyarakat pun mulai merindukan untuk bisa secara leluasa pergi ke berbagai tempat dengan aman, baik itu untuk melakukan perjalanan bisnis ataupun berwisata.

Melihat harapan banyak orang yang sudah rindu untuk dapat berwisata kembali, Himpunan Anak Media (HAM) Jakarta mengadakan talkshow bersama Tedjo Iskandar, Founder TTC Travel Mart yang penyelenggara bursa wisata independen. Mengusung tema “Destinasi Favorit Setelah Pandemi di Dalam & Luar Negeri”, bincang ringan ini diselenggarakan pada hari Jumat, 26 Maret 2021 yang berlokasi di Omah TTC, Kemayoran, Jakarta Pusat..


Pengamat Pariwisata ini pun mencatat bahwa ada trend wisatawan untuk mengunjungi ke destinasi yang unik, bukan destinasi yang umum. Wisatawan juga akan lebih menikmati perjalanan yang lokasinya ada di alam terbuka atau adventure. Tak hanya pilihan wisata itu saja, juga ada 5 destinasi super prioritas daerah di Indonesia selain Bali yang dijadikan incaran usai pandemi ini. Ke-5 destinasi super prioritas itu adalah Mandalika, Danau Toba, Joglosemar (Jogjakarta, Solo, Semarang), Likupang, dan Labuan Bajo.


Masing-masing daerah memang memiliki daya tariknya yang begitu luar biasa. Mulai dari pesona alam yang dimiliki, wisata budaya, hingga ragam kuliner yang ditawarkan di setiap daerahnya. Misalnya saja untuk Danau Toba yang ada di Sumatra Utara memang punya pesona pemandangan danau yang indah dan mumpuni. Begitu pun dengan kulinernya yang lezat dan beragam, sebut saja Ikan Arsik, Mie Gomak, Na Niura, dan masih banyak lainnya. Tak jauh berbeda dengan Labuan Bajo yang dikenal akan pantainya yang indah dan hewan komodonya. Meski kulinernya belum secara luas diketahui banyak orang, daerah ini juga punya kuliner khas seperti Kolo, Sup Ikan Kuah Asam, Jagung Bose, hingga aneka olahan seafoodnya yang segar.

“Dalam catatan TTC terjadi tren dimana peserta atau tamu ingin melakukan perjalanan yang pendek, tidak transit, rutenya bisa custom, untuk grup masih skala kecil. Sementara gaya hidup untuk menginap di hotel sudah mulai menurun dari yang biasanya bintang 5 menjadi bintang 4. Kami pun mencatat ada kegemaran baru melancong dengan menggunakan kendaraan pribadi atau self driving seperti campervan,” ungkap Tedjo.


Untuk destinasi luar negrinya, beberapa negara juga sudah dijadikan incaran. Mulai dari kawasan middle east alias Timur Tengah seperti, Turki, Dubai, Mesir, Yordania, Israel, Uzbekistan, dan Moroko dalam 6 bulan terakhir menjadi perhatian khusus TTC. Bahkan beberapa tur telah menjual paket ke Turki dengan harga yang cukup terjangkau dan wisatawan Indonesia pun telah ada beberapa yang berkunjung ke sana.


Wisata religi pun diperkirakan bakal meledak setelah pandemi. Salah satunya Umroh Plus yang dipaketkan dengan Turki, Yordania, Mesir, atau bahkan Maroko. “Arab Saudi sempat membuka diri, namun belakangan ditutup kembali karena dikhawatirkan pengunjungnya meledak di tengah pandemi ini. Kemudian Israel pun diprediksi bakal menjadi favorit untuk dikunjungi untuk umat Kristiani, pun demikian dengan India bagi umat Hindu dan Budha. Selama pandemi banyak orang lebih mendekatkan diri pada Tuhan, maka dari itu wisata religi pun dapat masuk check list pertama dalam berwisata setelah pandemi,” papar Tedjo.


Selain itu, yang patut menjadi catatan penting pula adalah kawasan ASEAN. Kawasan ini bisa saja naik ke daftar wisata selanjutnya, itu karena rutenya tidak terlalu panjang. Hanya dengan 4 jam sudah sampai dan itu juga bisa menjadi rute favorit. Ada satu lagi destinasi unik, yakni river cruise. Indonesia sebenarnya pun ada di Tanjung Putting, Kalimantan Tengah. Namun secara fasilitas masih kurang memadai jika dibandingkan dengan yang ada di Mekong River Cruise, Nile River Cruise di Mesir, ataupun Seine River Cruise di Eropa.


“Mekong Region sangat kuat untuk wisatawan Indonesia, misal Vietnam, telah 20 tahun masuk ke Indonesia, kemudian disusul Kamboja yang sudah 15 tahun terkenal di Indonesia, ada Laos dan Myanmar yang bakal "mencuri” perhatian wisatawan Indonesia. Namun, khusus untuk Myanmar mungkin saat ini masih terkendala dengan kondisi politik di negaranya sehingga masih kurang kondusif. Sehingga banyak wisatawan Indonesia urung mengunjungi Myanmar," pungkas Tedjo yang sudah puluhan tahun menjadi guide.

bottom of page