Sudah sejak lama daun cincau banyak dimanfaatkan untuk bahan pengobatan tradisional. Mulai dari pereda panas dalam, mengobati diare, hingga obat gatal-gatal. Cincau berasal dari dialek Hokkian yaitu sienchau atau Xiancao, yang dilafalkan oleh orang-orang Tionghoa di Asia Tenggara. Kata ini merujuk pada nama sebuah pohon dari jenis tumbuhan Mesona spp, dimana daunnya dimanfaatkan untuk membuat cincau. Pohon cincau adalah tumbuhan yang berasal dari Tiongkok bagian selatan serta Indocina, yang kemudian menyebar hingga ke Indonesia.
Secara umum ada dua macam cincau yaitu cincau hitam dan cincau hijau, warna yang dihasilkan ada yang tampak pekat dan juga ada yang terkesan seperti tembus pandang. Perbedaan ini dikarenakan ada beberapa jenis pohon cincau berbeda yang digunakan untuk membuat cincau tersebut. Berikut ini adalah beberapa jenis tanaman cincau yang dapat dibuat menjadi cincau.
Cincau Hitam
Cincau hitam berasal dari pohon cincau dengan nama ilmiah Mesona Palutris yang juga dikenal dengan sebutan janggelan, ada beberapa jenis cincau hitam yang tumbuh di Indonesia. Pohon cincau jenis ini memiliki batang yang ramping dan kecil dengan tumbuh menjalar namun ada juga batang yang tumbuh tegak dengan daun berbentuk lonjong serta berujung runcing dan bergerigi. Pada bagian tepi daunnya terdapat bulu. Tanaman ini tumbuh di ketinggia 75 – 2.300 mdpl. Bunga pohon cincau ini memiliki bunga yang majemuk berwarna merah muda atau putih dengan sapuan ungu.
Gelatin yang dihasilkan berwarna hijau tua cenderung mendekati ke warna hitam. Dihasilkan dari bagian batang serta daun pohon cincau. Untuk membuatnya batang dan daunnya harus dikeringkan terlebih dulu seperti pada pengolahan daun teh. Daun cincau bisa diproses untuk membuat cincau setelah melewati proses pengeringan. Cincau hitam dipercaya memiliki khasiat sebagai anti diabetes, anti kanker,dan anti diare. Daun cincau juga dipercaya memilliki kandungan anti oksidan yang tinggi.
Pohon Cincau Hijau
Cincau Hijau memiliki nama ilmiah Cyclea Barbata, pohon cincau hijau bisa mencapai ketinggian dari 5 16 meter. Pohon cincau memiliki daun berbentuk hati dengan warna hijau tua dan permukaan daun yang berbulu. Batangnya berdiameter sekitar 1 cm, memiliki kulit yang kasar serta berduri. Bunga jantan dan betina tidak berada pada tanaman yang sama. Bunga jantan berbentuk seperti cangkir disusun dan bercabang-cabang. Bunga betinanya disusun dalam untaian, bunganya lebih sempit dan menggantung dari batang.
Cincau Hijau Cina
Tanaman ini memiliki nama ilmiah Cocculus Orbiculatus, pohon cincau satu ini tumbuh dengan cara merambat dengan daun berbentuk lonjong, ada juga yang lonjong dengan ujung daun yang runcing. Daunnya berwarna hijau dan tampak licin lebih tipis jika masih muda dan akan berwarna hijau tua dan berdaun lebih tebal jika sudah lebih tua. Bunganya berwarna kekuningan dan tumbuh berkelompok berukuran kecil-kecil. Buahnya tumbuh berkelompok seperti anggur, jika sudah matang berwarna ungu atau hitam. Tanaman ini tumbuh di tempat terbuka, padang rumput, lereng bukit, sungai dan hutan yang kering.
Cincau Perdu
Cincau perdu dengan nama ilmiah Premna Oblongifolia. Selain terdapat di Indonesia, tanaman ini juga terdapat di kepulauan Solomon. Ekstrak dan getah dari daun cincau perdu dapat digunakan sebagai obat untuk diare, luka bakar, bisul, luka dan sariawan. Buahnya berwarna abu-abu gelap dengan bulir berwarna ungu yang dapat dimakan di sekitar bijinya.
Tanaman ini memiliki daun berwarna hijau yang berbentuk lonjong dengan ujung meruncing. Tangkainya berbulu dengan kulit berwarna abu-abu dan bersisik dengan bunga berwarna ungu serta bunga berkelopak lima. Cincau yang dihasilkan dari cincau perdu memiliki warna hijau tua.
Cincau Minyak
Cincau minyak bernama ilmiah Stephania Hernadifolia atau Stephania Japonica. Tanaman ini memiliki daun berwarna hijau berbentuk seperti telur dengan ujung yang runcing. Bunganya berwarna kehijauan yang tersusun dalam sebuah tandan. Buahnya berwarna merah dan oranye. Akar pohon cincau minyak memiliki sifat astringen, berasa pahit yang dimanfaatkan untuk mengobati diare dan disentri. Selain itu akarnya juga berkhasiat untuk menyembuhkan gatal-gatal.
Sumbat Kendi
Tanaman ini masih satu jenis dengan tanaman cincau minyak dengan nama ilmiah Stephania Capitata (Blume) Spreng. Di Indonesia dikenal juga Sumbat Kendi yang sering dimanfaatkan daunnya untuk membuat cincau. Pohonnya memiliki batang yang ramping dan tumbuh merambat serta tidak ditutupi bulu, berdaun tipis seperti kertas berbentuk lonjong berujung runcing.
Cuing/Cuwing
Tanaman bernama ilmiah Tiliacora Triandara ini banyak ditemui di Thailand dan Laos dikenal dengan nama Bai Yanang. Memiliki daun berwarna hijau tua dan bunga berwarna kuning. Tanaman ini tumbuh dengan cara merambat dan hanya dapat bertahan di udara yang tidak terlalu dingin. Tanaman ini biasa dimanfaatkan untuk membuat cincau terutama di negara-negara Asia Tenggara. Di Vietnam tanaman ini biasa dimanfaatkan untuk membuat jelly. Di Thailand dan Laos daun cuwing biasa diambil ekstraknya untuk dijadikan bahan untuk membuat sup bambu.
Dolar Rambat (Ficus Fumilia)
Ficus fumlia atau lebih dikenal dengan nama dolar rambat, merupakan pohon dari jenis pohon ara yang tumbuh merambat. Pada tanaman ini yang dimanfaatkan untuk membuat jeli atau cincau adalah bijinya.yang dibuat dengan jeli yang dikenal dengan nama Ai Yu Jelly. Zat pektin yang dimanfaatkan untuk membuat jeli berada pada permukaan bijinya. Sehingga untuk mengeluarkannya perlu digosok bukan ditumbuk menjadi halus. Biji Ai Yu ditempatkan dalam sebuah wadah kain yang kemudian direndam dalam air dingin sehingga pektin jelinya akan keluar. Buah tanaman ini mirip buah tin, dipanen sebelum buahnya menjadi matang. Sebelum dibuat jeli buahnya harus dibelah menjadi dua kemudian dikeringkan.
Comments