MSG, atau monosodium glutamat, adalah bahan tambahan yang banyak digunakan dalam masakan Asia untuk meningkatkan citarasa masakan. Bahan aditif satu ini digunakan dalam setiap masakan Asia, makanan cepat saji, dan produk makanan kemasan komersial. MSG hadir dalam bentuk bubuk kristal putih yang berasal dari asam glutamat alami yang ditemukan di rumput laut, lobak, dan sayuran tertentu.
Apa itu MSG?
MSG pertama kali ditemukan oleh ahli kimia Jepang bernaman Kikunae Ikeda lebih dari 100 tahun yang lalu. Dia menemukan bahwa rumput laut memiliki khasiat yang dapat meningkatkan citarasa pada makanan. Dan meskipun asam glutamat muncul secara alami dalam beberapa makanan mulai dari daging, susu, jagung dan gandum, namun MSG adalah bahan aditif makanan yang dibuat dengan memfermentasi pati dari lobak, tebu, atau molase. MSG berasal dari asam amino yang disebut asam glutamat, yang terdapat secara alami pada jamur, keju Parmesan tua, dan produk kedelai yang difermentasi seperti kecap. Asam glutamat termasuk dalam kategori senyawa yang luas yang disebut glutamat, yang merupakan sumber rasa kelima yang disebut umami. Selain rasanya yang khas, umami juga memiliki khasiat untuk meningkatkan rasa lain dengan memberikan kedalaman rasa. Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat tidak mengharuskan produsen mencantumkan kandungan MSG dalam daftar bahan kemasan makanan, jadi sebaiknya perhatikan saat mengonsumsi makanan kemasan. Karena tidak semua makanan kemasan yang mengandung MSG secara eksplisit mencantumkannya pada label. Bahan-bahan seperti hydrolyzed protein, autolyzed yeast, and sodium caseinate adalah bahan-bahan yang mengandung MSG. Orang yang memiliki alergi atau sensitif terhadap MSG juga harus waspada terhadap bahan-bahan ini. Beberapa orang yang sensitif dengan MSG dapat memicu efek samping dan gejala, termasuk sakit kepala, mual, dan banyak lagi.
Foto: Dok.Getty Images
Comments