top of page
  • Novi Amaliyah

Sejarah Asal Usul Moon Cake Festival


Mid-Autumn Festival atau yang sering dikenal dengan sebutan Festival Kue Bulan atau Moon Festival atau Zhongqiu Festival. Festival ini dirayakan pada hari ke lima belas bulan ke delapan pada penanggalan China. Di Indonesia sendiri Moon Festival dirayakan oleh warga keturunan Tiong Hoa.


Kue khas Negara Tirai Bambu ini menjadi sajian wajib saat perayaan Festival Bulan, atau Hari Terimakasih ala China (Chinesse Thanksgiving) yang berlangsung pada saat musim gugur. Karena pada festival ini biasanya seluruh anggota keluarga dan teman berkumpul untuk makan malam bersama dan menikmati mooncake beramai-ramai.


Mooncake atau yang dikenal juga dengan kue bulan sendiri sudah tak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Penikmatnya pun dari berbagai kalangan. Kue khas yang disajikan sekali dalam setahun inipun menjadi buruan pecinta kuliner bukan hanya mereka warga keturunan Tiong Hoa. Peluang ini pun dimanfaatkan para pelaku usaha untuk menampilkan berbagai kreasi mooncake. Bakery besar, hotel berbintang, restaurant hingga produsen rumahan mooncake turut berpartisipasi memeriahkan festival mooncake.


Kisah asal-usul mooncake memiliki banyak versi. Dongeng populer China berkisah, pada masa pemerintahan Kaisar Yao (2000 SM), terdapat seorang pemanah ulung bernama Hou Yi. Kala itu, bumi dikitari 10 matahari yang bergantian menyinari bumi. Namun, suatu hari, kesepuluh matahari muncul bersamaan sehingga bumi pun panas tak terkira.


Sang kaisar memerintahkan Hou Yi memanah sembilan matahari hingga tersisa satu matahari saja. Singkat cerita, atas keberhasilannya, Hou Yi pun diberi ganjaran pil keabadian oleh Dewi Surga Barat. Pada suatu hari, seorang penjahat bernama Feng Meng menyelinap ke kediaman Hou Yi dan bermaksud mencuri pil keabadian. Agar tidak jatuh ke tangan yang salah, Chang Er (istri Hou Yi) menelan pil itu. Tiba-tiba, Chang Er mendapati dirinya terbang ke langit menuju bulan.


Untuk menghargai pengorbanan Chang Er dan menyerukan perdamaian di muka bumi serta sebagai ungkapan rasa syukur, masyarakat China mewujudkannya melalui kue yang manis dan buah-buahan. Tradisi ini lalu berkembang menjadi Festival Kue Bulan (mooncake), yang diperingati setiap hari ke-15 bulan kedelapan kalender China. Konon, hingga kini dipercaya bahwa selama pertengahan musim gugur, saat bulan bulat penuh dan bersinar benderang, tampak siluet bayangan Chang Er, yang kemudian dikenal sebagai Dewi Bulan. Mooncake lazim dibuat untuk memeriahkan pesta atau sekadar berkumpul bersama keluarga sambil meneguk teh China yang pahit. Mooncake juga kerap dihadirkan dalam perayaan rutin tahunan sebagai penanda akhir musim panen.

bottom of page