Apa sih yang langsung terlintas jika membahas menu daging bebek. Selain aromanya yang khas, tentu tekstur kulitnya yang begitu renyah dengan daging empuk langsung terbayang. Hal seperti ini biasa akan ditemukan pada sajian bebek peking yang merupakan sajian kekaisaran di China.
Primadona dari Negara Tirai Bambu itu awalnya hanya dihidangkan untuk kaisar pada zaman kekuasaan Jingling (Nanjing). Sejak saat itu, China menjadi negara pertama yang mengolah bebek sebagai hidangan dengan berbagai metode memasak seperti dikukus, direbus, digoreng, maupun dipanggang. Nanjing merupakan ibu kota dari Provinsi Jiangsu yang sekaligus menjadi sejarah lahirnya sajian berbahan dasar bebek ini.
Sajian daging dengan warna cokelat keemasan yang mengkilat itu pertama kali dibuat oleh
seorang juru masak pada masa Dinasting Ming (1368-1644). Bahkan pada sekitar 1630 ada seorang penulis yang menulis di bukunya yaitu daging panggang angsa, babi, ayam, dan bebek merupakan menu yang paling disukai di istana.
Sajian yang pernah dijuluki sebagai makanan terenak di China ini pun perlahan namun pasti mulai menjadi hidangan andalan restoran-restoran di negara tersebut. Ini dikarenakan pada abad ke-16, Beijing ditetapkan sebagai pusat pemerintahan China dan sajian bebek mulai diperkenalkan untuk publik. Menyebarnya sajian bebek ini pun akhirnya bisa dinikmati oleh semua kalangan, termasuk rakyat jelata.
Tahun 1949, olahan bebek peking pun dapat ditemukan di Taiwan. Kelezatannya kemudian menyentuh hingga ke lidah masyarakat Amerika Serikat pada tahun 1975, bahkan beberapa tokoh penting di Negara Adidaya itu juga menggemari olahan bebek. Ini membuat masyarakat Amerika menetapkan 18 Januari sebagai perayaan National Peking Duck Day. Sementara di Indonesia, menu bebek peking ini juga banyak dijumpai di Chinese resto.
Comments