Tapas, sajian ini dikenal sebagai salah satu kekayaan budaya kuliner Spanyol. Seketika kebiasaan orang Spanyol menikmati camilan ringan sambil menikmati minuman bersama kolega, teman maupun pasangan di Tapas Bar menjadi populer di seluruh penjuru dunia. Tak terkecuali Jakarta.
Tapas merupakan bentuk jamak dari tapa atau tapear dalam bahasa Spanyol dan bukanlah jenis makanan. Tapas memiliki sejarah yang panjang dan ada berbagai macam versi seperti banyaknya daerah di Spanyol sendiri yang memiliki ciri khas kuliner di tiap daerah.
Salah satu cerita paling populer mengklaim bahwa, pada abad ke-13, Raja Alfonso X dari Castille menemukan bahwa, ketika ia sedang memulihkan diri dari penyakit, ia hanya bisa makan dan minum dalam jumlah kecil. Jadilah menu-menu tapas seperti sekarang ini yang hadir dalam bentuk small bites. Versi lain menyebutkan kebiasaan yang dibawa oleh Raja Alfonso X saat ia mengambil seporsi kecil makanan dengan gelas wine di antara waktu makan utama.
Cerita lain juga menyebutkan tapa merupakan kudapan untuk para pekerja ladang yang disantap antara sarapan dan jam makan siang. Mereka menyajikan wine menggunakan kendi keramik kemudian ditutupi oleh roti berisi daging ham atau keju agar lalat tidak langsung masuk ke dalam kendi wine. Secara harfiah tapa berarti tutup. Budaya memakan seporsi makanan kecil inilah yang disebut dengan tapas.
Tapas sebetulnya diperuntukkan sebagai kudapan ketika meminum wine atau bir. Sehingga tidak heran jika orang Spanyol umumnya pergi ke tapas bar saat menjelang makan siang atau sebelum makan malam.
Terdapat dua jenis tapas yaitu tapas dingin dan panas. Tapas dingin bisanya banyak ditemui di daerah selatan atau daerah pesisir, tetapi untuk daerah dengan musim dingin lebih panjang dan sangat dingin biasanya lebih populer dengan tapas panas.
Makanan tapas biasanya berupa irisan daging-dagingan, keju, acar, buah zaitun, kroket, omelet, dan beragam seafood. Penasaran untuk mencoba? Coba sambangi tapas bar yang tersebar di beberapa wilayah di Jakarta.
Bình luận